إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Muharraman Gycen Region Joglosemar

Wisuda angkatan XV GRADIATOR Insan Cendekia Boarding School

sosissonice ke rumah miss eneng. jalan2 abis UN :)

Gradiator ke taman Matahari Bogor sebelum UN :)

reuni kelas unggulan 2011 :)

stakeholder together forever :)

Pertamina Tower FEB UGM

Insan Cendekia Serpong

Gradiator-Never Broken Always Unite

Jumat, 22 Februari 2013

Penerimaan Siswa Baru MAN Insan Cendekia Serpong, Gorontalo dan Jambi 2013

Ini adalah kali ke 3 saya memposting tentang penerimaan siswa baru MAN Insan Cendekia. Namun ada yang berbeda dengan PPDB tahun ini. Tahun ini, tak hanya MAN IC serong dan Gorontalo yang melaksanakan tes seleksi bersama, namun juga ditambah satu madrasah baru yakni MAN Cendikia Jambi berdasarkan hasil rapat PPDB di Kemenang RI Jakarta pada tanggal 21 Januari 2013.

 Sebelumnya, saya akan menyampaikan terlebih dahulu jadwal kegiatan PPDB 2013 kali ini :

Sosialisasi dan publikasi : 28 Januari - 30 Maret 2013
Proses pendaftaran
 : 18 Maret - 8 April 2013
Seleksi berkas
 : 19 Maret - 22 April 2013
Pengumuman peserta tes tulis
: 29 April 2013
Pelaksanaan tes tulis
: 11 Mei 2012
Pengumuman kelulusan
: 4 Juni 2013
Daftar ulang
: 10 - 22 Juni 2013
Awal masuk madrasah
: 8 Juli 2013


Oke langsung saja ya kita ke Proses Pendaftaran PPDB 2013 

SYARAT PENDAFTARAN

1.      Syarat Peserta Seleksi

Penerimaan Peserta Didik Baru dilakukan secara transparan, terukur, dan dapat dipertanggung jawabkan. Syarat mengikuti pendaftaran peserta didik baru sebagai berikut:
  • Pendaftar adalah peserta didik aktif kelas IX MTs/SMP (negeri, swasta, pontren) pada TP 2012/2013.
  • Usia pendaftar maksimal 17 tahun per 1 Juli 2013.
  • Pada kelas IX semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 merupakan peserta didik terbaik pada madrasah/sekolah berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi kepala madrasah/sekolah asal (surat rekomendasi dibuat secara kolektif oleh kepala madrasah/sekolah asal peserta didik) dengan ketentuan: Madrasah/sekolah yang mempunyai rombongan belajar kelas IX sebanyak:
          a. 1-3 kelas, berhak mengirim maksimal 3 orang peserta
          b. 3-5 kelas, berhak mengirim maksimal 5 orang peserta
          c. > 5 kelas, berhak mengirim maksimal 7 orang peserta
  • Khusus pendaftar yg memiliki prestasi di bidang sains pada kompetisi tingkat nasional dan internasional, seperti ikut serta OSN, LKIR, lomba-lomba penelitian yang diselenggarakan Kemenag, Kemendikbud, LIPI, BPPT, Kemenristek, dapat diberikan rekomendasi dari Kepala Madrasah/Sekolah asal peserta didik secara individu di luar batasan poin 3 di atas.
Keterangan: rombongan belajar adalah jumlah total kelas IX pada madrasah/sekolah tahun pelajaran 2012/2013 termasuk di dalamnya kelas regular, kelas unggulan, kelas internasional, kelas bilingual, dan kelas akselerasi

2.      Syarat Seleksi PPDB Online

Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru MAN Insan Cendekia 2013/2014 dapat dilakukan dengan pendaftaran secara online di alamat http://penerimaan.ic.sch.id. Berkas yang diperlukan saat pendaftaran adalah sebagai berikut:
  • Foto 3 x 4 berwarna dalam bentuk file JPEG
  • Surat rekomendasi kepala madrasah/sekolah untuk peserta didik terbaik dalam bentuk file JPEG (dapat diunduh di sini)
  • Surat rekomendasi kepala madrasah/sekolah untuk peserta didik berprestasi dalam bentuk file JPEG (dapat diunduh di sini)
  • 1 buah sertifikat pendukung keikutsertaan lomba bagi siswa berprestasi di bidang sains pada kompetisi tingkat nasional atau internasional, seperti ikut serta OSN, LKIR, penelitian yang diselenggarakan Kemenag, Kemendikbud, LIPI, BPPT, Kemenristek dalam bentuk file JPEG
  • Surat keterangan tinggal/menginap di pondok pesantren bagi siswa yang berasal dari SMP/MTs pondok pesantren dalam bentuk file JPEG (dapat diunduh di sini)
  • Satu halaman rapor semester 1 kelas IX yang dilegalisasi kepala madrasah dalam bentuk file JPEG (scan)
  • Akte Kelahiran dalam bentuk file JPEG (scan)
MATERI SELEKSI

Meteri seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru MAN Insan Cendekia Serpong, MAN Insan Cendekia Gorontalo dan Man Cendikia Jambi meliputi Tes Potensi Belajar (semacam tes IQ) dan tes akademis untuk mata pelajaran: matematika, IPA, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.Untuk level tes akademis (matematika, IPA, Bahasa Inggris ) masih berpedoman pelajaran Mts/SMP, tapi tentunya kualitas soal seleksi lebih berat dibanding UN. Materi Bahasa Arab yang diujikan adalah bahasa Arab dasar seperti kata ganti/isim dhomir (huwa, huma, hum...), kata tunjuk/isim isyarah (dzalika, tilka...) dll.
 
PANDUAN PENDAFTARAN

Pendaftaran Online Penerimaan Peserta Didik Baru 2013/2014 MAN Insan Cendekia dilakukan dalam tujuh langkah. Berikut langkah-langkah yang akan dilalui oleh para pendaftar:
  1. Membuka website penerimaan di alamat http://penerimaan.ic.sch.id
  2. Membuat Account baru
  3. Selanjutnya meng-upload foto dan dokumen
  4. Setelah foto dan dokumen foto anda ter-upload, silahkan menunggu pengumuman yang akan ditampilkan pada tanggal 29 April 2013
  5. Anda dapat melihat hasil pengumuman dengan melakukan login dengan menggunakan username dan password yang telah anda buat sendiri pada account baru.
  6. Selanjutnya anda dapat men-download kartu peserta seleksi tulis dengan melakukan login kembali
  7. Untuk mengetahui hasil seleksi tulis, anda dapat melihatnya dengan melakukan login kembali
Keterangan: panduan pembuatan akun dan pengisian data bisa dilihat disini

TEMPAT SELEKSI

Seleksi peserta didik baru akan dilaksanakan di tempat yang ditunjuk Kantor Wilayah Kementerian Agama tiap provinsi di setiap provinsi dengan ketentuan bahwa jumlah peserta tes di Kanwil Kemenag tersebut minimal peserta tes 30 pendaftar yang dinyatakan lulus berkas.

BIAYA PENDIDIKAN

Bagi calon peserta didik baru yang telah dinyatakan lulus akan mendapatkan subsidi pemenuhan kebutuhan pendidikan (pendidikan, asrama, makan) selama belajar di MAN Insan Cendekia dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Ada kegiatan-kegiatan yang tidak lagi dicover olah DIPA KEMENAG yang harus dilaksanakan akan dibebankan ke orang tua. Besarnya akan ditetapkan oleh komite madrasah.


Sekian informasi PPDB Man Insan Cendekia tahun ajaran 2013/2014 yang dapat saya bagi kepada adik adik dan orangtua serta bapak ibu guru calon siswa baru. Semoga bermanfaat. 


Catatan: Tes seleksi ini tidak dipungut biaya, dan MAN Insan Cendekia baik Serpong, Gorontalo dan Jambi TIDAK MEMUNGUT BIAYA PENDIDIKAN dan UANG GEDUNG (UANG PANGKAL) kepada para calon siswa baru.


Sumber: http://ic.sch.id/penerimaan-peserta-didik-baru-20132014/


Informasi lebih lanjut

MAN Insan Cendekia Serpong

Jl. Cendekia BSD Sektor XI Tangerang Selatan, Banten, Indonesia
Kode Pos: 15310
Telepon: 021 – 7563580
Fax: 021 – 7563582
Email: humas@ic.sch.id
Website: www.ic.sch.id

Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo
Jl.Tapa - Suwawa Ds. Moutong Kec. Tilongkabila Kab. Bone Bolango Provinsi Gorontalo
Kode Pos: 96183
Telephone: (0435) 823692
Fax: (0435) 822091
E-mail: humas@icg.sch.id
Website: www.icg.sch.id

MAN Cendikia Jambi
Jalan Lintas Jambi - Muaro Bulian Km 21, Muara Jambi


laman terkait: 
Direktorat Pendidikan Madrasah Kemenag
Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta Pusat,
Telp. (+62-21) 3811523 Fax.(+62-21) 3859117
email: xxxx@kemenag.go.id

website: www.kemenag.go.id






Jumat, 15 Februari 2013

Biru


“Hai biru, apa kabarmu disana? Masihkah kau mengingatku? Seorang teman kecilmu yang dulu sangat pemalu. Hai biru, apa kau tau kini aku telah berubah. Aku bukanlah aku yang kau kenal dulu. Tapi apa gunanya aku bercerita kepadamu? Toh kau disana juga tak pernah bercerita kepadaku, bahkan hanya sedikit meluangkan waktumu memberiku kabar. Sudahlah biru, aku tau kau sedang berjuang disana. Mungkin juga kau tak sempat membaca pesan apa kabar dariku. Atau mungkin juga kau lupa membalasnya karena kesibukanmu. Biru, aku disini akan selalu mendoakanmu. Tak salah kan aku mendoakan teman kecilku? Semoga kau sukses disana dengan hidup barumu”
Ku tutup buku biruku. Tempat dimana aku berbagi cerita dengan si biru, meskipun ku tau dia tak akan pernah membaca coretan-coretan itu. Bergegas ku menuju kasur, berharap esok si biru akan membalas pesanku. Meskipun kutahu itu hanyalah harapan semu.
-oo-
           
            Hari ini mungkin seperti hari-hari sebelumnya, aktifitas pagi yang kulakukan sebelum berangkat kuliah. Oh iya, aku bukan anak SMA lagi. Aku kini adalah seorang mahasiswa. Ya, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri. Berarti sudah setahun lalu kutanggalkan seragam putih abu-abuku. Masa dimana semua berjalan begitu indah tanpa banyak beban dan hantaman pergaulan yang se ekstrim duniaku sekarang. Ah..masa itu. Sungguh jika aku dapat memutar waktu, aku lebih memilih kembali ke duniaku yang dulu.
            Di kampus ini, aku memiliki seorang teman yang bisa kubilang dia adalah sahabat terbaikku. Vega. Entah kenapa kami berdua  seperti sudah ditakdirkan untuk bertemu disini. Di lingkungan baru yang semuanya serba tak pernah kukenal sebelumnya. Tapi dia berbeda, dia seperti teman masa kecilku lainya. Sejalan sepikiran. Dan dia juga yang selalu mengingatkanku kepada teman-teman masa kecilku yang gila, rusuh dan tak pernah menganggap suatu beban sebagai suatu yang memberatkan. Dia yang selalu menguatkan dan dia juga yang selalu membantuku bangkit ketika ku terjatuh. Dan dia juga orang yang selalu dengan sabar mendengarkan ceritaku tentang si biru. Yah meskipun mungkin dia bosan dengan cerita cerita itu, cerita yang bahkan aku sendiri hanya menggantungkannya di angan.
            Malam ini ku tulis lagi surat kecil untuk si biru. Sudah setahun, dan sudah ratusan lembar kertas tergoreskan tinta. Dan buku ini hampir penuh dengan cerita untuk si biru. Meski ku tahu, dia tak akan pernah membacanya. Mungkin orang lain bilang ini hanya sia-sia. Tapi dengan menuliskan semuanya, aku bisa merasakan bahwa aku benar-benar bercerita kepada si biru. Ah biru, andai kau benar-benar ada disini.
-oo-

            Setahun sudah sejak hari pelepasan itu, aku tak pernah sekalipun mendengar kabar dari si biru. Tak ada satupun temanku yang tahu dimana dia berada sekarang. Aku hanya tahu, dia kini menjadi seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di ibukota. Itupun aku tahu dari akun facebooknya. Nah dari situ juga aku bisa tahu apa yang sedang dia kerjakan, dari postingan dia. Seakan postingan itu mengabarkan kepadaku bahwa dia sekarang baik-baik saja, bahkan bisa dibilang menjadi aktivis di kampusnya.  
            Aku sering melihat chat facebooknya online. Pernah juga aku menyapanya lewat chat. Tapi tetap sama, tak ada balasan. Aku hanya berpositive thinking, mungkin dia sedang sibuk mengerjakan tugas. Semenjak itu aku tak pernah lagi menyapanya, mungkin ada sedikit rasa kecewa dan aku takut kekecewaan itu kembali datang. Aku hanya bisa menyaksikannya, lewat apa-apa yang dia katakana di media sosial itu. Semua yang dia tulis, menggambarkan bahwa dia bahagia disana. Ya, bahagia dengan dunia barunya. Aku hanya bisa tersenyum dalam hati, melihat dia bahagia. Meskipun dia tak pernah lagi berbagi kebahagiaan itu denganku, tak seperti dulu.
            Kubuka kembali notebook kecilku. Tua dan usang. Kuingat betul itu adalah buku pertamaku menuliskan apa yang terjadi dalam hidupku. Ada juga beberapa tulisan sahabat kecilku disana. Kata kata ini yang memberiku kekuatan untuk terus menulis.
“ You don’t need to pretend, all feelings inside. You don’t have to conceal, just tell what you feel (25 februari)”
Benar, mungkin aku tak harus menjadi seorang sastrawan untuk bercerita. Aku hanya butuh kertas dan pena. Aku hanya butuh menjadi diriku sendiri. Tak harus menyembunyikan  semuanya. Karena masih banyak tempat berbagi, yah walaupun hanya kepada sebuah buku.
            Sore ini, hujan turun lagi. Udara dinginpun tak malu menyapa. Sendiri. Iya sendiri diantara ribuan bahkan miliaran butir air yang turun kebumi. Kubuka catatan lamaku. Membawaku kembali menyelami memori hidup empat tahun lalu.
-oo-
Aku hanya seorang gadis desa. Umurku baru 15 tahun ketika paman dan bibiku membawaku ke ibukota. Bukan apa apa. Beliau hanya kasihan melihat keluargaku yang bukan orang berada harus membesarkan lima orang anak yang semuanya butuh makan dan tentunya pendidikan. Sebagai seorang anak sulung, aku berkeinginan keras membantu ayahku menghidupi adik adikku. Oleh karena itu, setelah aku lulus SMP, aku menerima tawaran pamanku untuk tinggal bersama dia di ibukota. Pikirku, mungkin disana aku bisa bekerja. Sedikit meringankan beban orang tua.     
Ada sedikit keinginanku melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Tapi aku sadar, sekolah di Jakarta memang tak murah. Di desa dulu saja ayah sudah sering mengeluhkan tetek bengek sekolahku. Apalagi disini, di ibukota. Selama hampir sebulan lamanya aku membantu paman dan bibiku berjualan bakso di sebuah kios milikknya di daerah Jakarta Selatan. Berarti dua bulan lagi teman-temanku yang beruntung akan melanjutkan pendidikannya ke SMA. Sedangkan aku? Aku harus bekerja. Demi adik-adiiku.
Selang berapa hari kemudian, paman datang membawa sebuah selebaran seperti pamflet. Isinya kurang lebih tentang pendaftaran siswa baru sebuah sekolah boarding di daerah pinggiran Jakarta. Sekolah gratis, tanpa membayar sepeserpun. Paman memaksaku untuk mengikuti tes seleksinya. Tapi apa aku bisa? Aku hanyalah seorang anak udik yang tak tahu apa apa. Meskipun memang aku selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasku dulu. Tapi apakah aku bisa bersaing dengan calon siswa lain yang mungkin kebanyakan berasal dari kota. Dari sekolah yang ternama. Dan tentunya dari keluarga yang berada. Apalagi seleksi tesnya tak lebih dari seminggu lagi. Oh Tuhan, apa aku harus mengikutinya? Tapi bagaimana dengan keluargaku disana?
Akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti tes seleksi itu. sengaja aku tak memberitahukan ini semua kepada orang tuaku. Antara takun tak diizinkan, atau malah takut tak bisa lagi membantu meringankan beban mereka. Bukan maksudku tak mau meminta doa dari mereka. Aku tahu mereka selalu mendoakan yang terbaik untukku. Aku berangkat bersama paman dan bibiku, dua orang yang sudah seperti orangtuaku. Mereka rela meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mengantarkanku, mengantarkan seorang keponakan yang mereka bilang adalah calon orang besar. Dan akupun hanya bisa mengamininya dalam hati.
Aku ingat betul, di lokasi tes itu, dikelas yang sama, dan di bangku tepat di depan meja tesku. Duduk seorang anak lelaki berperawakan kecil dengan wajah yang lugu, polos. Dan dari tadi kuperhatikan, dia dengan santai mengerjakan soal-soal tes itu. bahkan dia bisa mengerjakannya lebih cepat dari semua anak yang berada di kelas itu. setelah itu dia menyandarkan tubuhnya ke bangku. Tidur, mungkin sambil menunggu bel berbunyi karena memang kami tak diizinkan meninggalkan ruangan sebelum itu. sepertinnya anak-anak lain juga melakukan hal yang sama. Meninggalkan kertas soal dan pensilnya. Kemudian bersandar ke bbangku yang memang sangat empuk, jauh berbeda dengan meja kayu sekolahku dulu.  Sedangkan aku? Aku masih berurusan dengan angka-angka. Lembar soal yang dari tadi kubolak balik. Menghitung ulang berkali-kali walaupun hasil yang didapat tetap saja sama. Aku hanya ingin memastikan jawabanku sempurna. Hmm..anak di depanku itu yang kemudian kini kusebut sebagai si biru.
Segala tes dan apalah itu telah aku lewati. Hanya tinggal menunggu pengumuman dua minggu lagi. Aku telah berusaha sebisaku. Toh jika aku tak lolos seleksinya, aku tak kecewa, karena tujuan utamaku di Jakarta sebenarnya adalah mencari uang membantu keluarga di desa. Dua minggu setelahnya. Paman kembali pulang dengan wajah berseri. Kembali membawa sebuah lembaran kertas. Namun kali ini bukan lagi pendaftaran calon siswa baru seperti sebulan lalu. Kini dia membawa kertas berisikan nama-nama siswa baru yang lolos seleksi itu. dan ternyata namaku ada di urutan ke 53 dan nama si-biru ternyata juga ada disana Antara senang dan sedih, kabar yang tak kusangka-sangka datangnya. Senang karena aku bisa melanjutkan sekolahku. Dan sedih karena aku tak tahu bagaimana harus berkata ke orangtuaku.
Dengan ponsel pamanku, ku telpon ayah dan ibu di desa. Mengabari bahwa aku disini baik-baik saja. Dan sebelum aku mengatakan itu semua, ayah dan ibuku lebih dulu memberikan selamat kepadaku. Ucapan selamat karena aku telah lolos seleksi pendidikan itu. aku belum mengatakannya. Mereka tahu darimana? Ternyata sebelum tes dimulai pun pamanku sudah menelepon kedua orangtuaku di desa. Memintakan doa tulus mereka untukku. Dan sebelum memberikan kabar kelulusan itu kepadaku, terlebih dulu paman mengabari orangtuaku. Ya Tuhan, ternyata aku telah salah menilai keduaorang tuaku, mereka selalu mendukungku. Mendukung semua pilihanku. Dan kini aku adalah seorang siswa SMA.
-oo-

            Rintik hujan mulai berhenti, tetes-tetes hujan sedikit demi sedikit meninggalkan bumi. Hanya suara katak kini yang menemani. Tak terasa sudah dua jam aku membuka-buka kembali coretan-coretan itu. dan tak kusangka telah banyak cerita ku tuliskan diatasnya. Sungguh, aku tak menyesal pernah menuliskan itu semua.
            Tapi kini setelah empat tahun berlalu dari saat itu, aku merasa bahwa diri ini banyak berubah. Tak seperti dulu. Hidup penuh senyum dan semangat. Kini seakan semangat itu hilang. Dan tak tahu, dimana aku bisa mendapatkan kembali semangatku itu. memang kini aku telah menjadi seorang mahasiswa, aku bisa menghidupi diriku sendiri. Tanpa harus merepotkan orang tua. Bahkan aku masih sering menyisihkan sedikit uangku untuk sekolah adik-adikku disana. Bukankah itu tujuan awalku? Harusnya aku puas dengan semua itu, dan harusnya aku bahagia bisa mencapai tujuanku. Tapi memang sepertinya ada yang hialng dari hidupku. Semangat itu, iya semangat itu.
   “Biru, hari ini banyak sekali kejadian yang membuatku kembali mengingat masa laluku. Mengingat kapan pertama kali aku tahu namamu. Dan tiba-tiba aku bahagia bisa menjadi teman satu sekolahmu. Bodoh, aku saja tak pernah berkenalan denganmu ketika tes itu. aku hanya tahu namamu dari daftar absensi peserta tes. Tapi mengapa aku senang sekali melihat namamu juga ada diantara daftar nama siswa baru itu? Akupun tak tahu biru. Aku hanya bahagia ketika mengingat wajahmu yang polos dan teduh itu.”
Percuma, sekali lagi kupikir percuma dia tak akan tahu apa yang ku tuliskan untukknya. Tapi sekali lagi aku puas menuliskan itu semua.
-oo-

            Hari libur adalah kesempatan langka. Jadwal kuliah yang padat selama seminggu, belum lagi urusan organisasi yang tak bisa juga diabaikkan. Mungkin itu yang membuat dia tak pernah membalas pesanku. Karena aku juga merasakannya. Menjadi seorang mahasiswa tak segampang menjadi seorang siswa. Tapi aku tetap kagum padanya. Dia bisa meluangkan waktunya, masih sering mempostingkan berbagai macam ilmu yang didapatnya di media sosial ataupun di blog pribadinya.
            Di SMA dulu aku bukanlah seorang yang dekat dengan si-biru. Bahkan bisa dibilang aku tak pernah bicara dengannya. Aku hanya dekat dengan orang-orang yang dekat dengannya. Mendengarkan mereka berceloteh dengannya ketika jam istirahat. Dan mendengarkan cerita-cerita tentangnya dari teman. Aku memang tak pernah memiliki keberanian walaupun hanya sekedar menyapanya. Walaupun hanya ikut-ikutan ngobrol bersama dia dan teman-temannya. Aku tak cukup berani soal itu. bodohnya lagi aku tiga tahun sekelas dengannya. Harusnya kami menjadi teman akrab, ya harusnya. Tetapi tidak pada kenyataannya. Aku akrab dengan teman teman kecilku lainnya kecuali dia.
            Selang waktu berjalan, dia tumbuh menjadi seorang yang menawan. Tampang dan kepandaiannya seimbang. Dia sering menjadi juara kelas. Tak sepertiku. Pantas banyak dari teman perempuanku yang sering membicarakannya. Akupun hanya senyum-senyum kecil mendengarkannya. Bahkan, sahabat kecilku juga mengatakan, bahwa dia menyukai si biru. Dan meminta pendapatku. Ah, seperti tersambar petir saja rasanya. Semakin banyak yang membicarakan si biru. Semua guru memujinya, semua siswa kagum padanya. Tak terkecuali aku, aku sangat mengaguminya. Dan aku juga sering membicarakannya, dengan bukuku tentunya. Pandai aku menyembunyikannya, bahkan sahabat kecilku pun tak tahu, bahwa aku suka dia. Ah..biarlah ini tetap menjadi rahasia, pikirku dulu.
            Kini semua berbeda, aku menyesal menyiakan kesempatan tiga tahun itu. tiga tahun dengan adanya seorang yang bisa memberiku semangat menjalani hidup. Dan tiga tahun kini telah berlalu. Yang ada hanyalah kenangan-kenangan masa SMA dulu. Mungkin dialah semangatku yang hilang itu. Meskipun kini kutahu dia sudah memiliki seorang yang lebih baik dariku disana. Biarlah ini tetap menjadi rahasiaku, rahasiamu biru.
“Kita semua pasti memiliki seseorang yang tersembunyi jauh di dasar hati. Meski sering merasakan sakit, kita pasti ingin selalu menjaganya. Meskipun kita tak tahu dimana dia sekarang, apa yg sedang dia lakukan sekarang, tetapi dialah orang yg bisa membuat kita mengerti ini semua”

-oo-


   







   
           

Rabu, 13 Februari 2013

Quote of The Day

Barangkali memang tak ada yang perlu dihapus dari sebuah kenangan. Yang perlu kita atur adalah bagaimana hati kita menyikapinya. Kapan harus dikenang, kapan tak perlu dikenang, serta bagaimana mengenangnya. Bahkan sepahit apapun kenangan itu, selalu bisa menjadi mozaik yang menyusun kepribadian seseorang #Edcoustic

Senin, 11 Februari 2013

Kuliah perdana- semester 2


Hai, bagaimana kuliah perdananya di semester 2? Yak, kayaknya gak ada yang bakal nanyain pertanyaan seperti itu lagi. Terakhir ditanya seperti itu mungkin 6 tahun yang lalu kali ya. Dan ga kerasa banget aku sekarang udah kuliah di semester 2. Berarti udah lebih dari 6 bulan aku jadi seorang mahasiswa.
Terus apa yang udah didapet selama satu semester kebelakang?  Jawaban yang tepat mungkin belum banyak yang kudapatkan. Maklum, semester lalu bisa dibilang aku terlalu menjadi mahasiswa yang kupu-kupu, kuliah pulang-kuliah pulang. Belum tau mana kegiatan fakultas yang harus diikuti. Malah terkesan ansos kalo difakultas, kenal orang ya yang sekelas itu aja. Tapi, jangan tanya kalo tentang kegiatan di luar kampus, alhamdulillahnya aku masih ikut organisasi pergerakan, jadi ya seenggaknya masih punya banyak teman diluar fakultas. Dan itu sangat menguntungkan bisa sharing antar jurusan.
Oke, kembali lagi ke topik awal, bagaimana kuliah perdananya nih? Kalo ada skala pengukur semangat sih mungkin kuliah perdana ini wow banget ya, smangat banget lah pokoknya. Meskipun kuliah dimulai jam 7 pagi dan diakhiri jam 7 malam. 12 jam sehari dikampus, bener-bener hal yang belum pernah aku lakukan di semester lalu. Berasa jadi orang sibuk seketika, sibuk kuliah maksudnya. Hhe
Oiya hari ini aku ada 3 jadwal kuliah, dan tiga tiganya masing-masing 3 sks. Jadi jumlah total hari ini adalah 9 sks. Kuliah pertama pukul 7 pagi, mata kuliah Pengantar Ekonomi 2. dosennya Pak Ari Sudarman bertempat diruang U-214. Tak seperti kuliah pagi semester sebelumnya, kuliah pagi kali ini rasanya beda banget. Entah ada angina apa, aku jadi semangat banget masuk kelas, dengerin materi, nyatet, wah pokoknya semangat banget deh. Mungkin karena dukungan dari temen-temen juga kali ya, itulah gunanya temen, mendukung kita ketika jatuh.
Selain menyampaikan materi pengantar ekonomi yang sekarang bahasannya mengenai makro, Pak Ari juga menyampaikan beberapa pesan. Kalau ga salah denger sih seperti ini pesan beliau:
Komunikasi dengan bahasa yang buruk akan menimbulkan kesalah pahaman, seperti yang terjadi pada pasar, akan mengalmi kegagalan jika terjadi inperfect information karena buruk atau kurang jelasnya informasi dan komunikasi antar demander dan supplier

Pas bapaknya ngomong gitu, entah kenapa aku tiba-tiba jleb. Ngena banget. Dan dari situ pula aku jadi sadar dan ngerasa bahwa mungkin udah banyak orang yang salah paham denganku karena caraku berkomunikasi yang mungkin tidak bisa dikatakan baik. Sesi kuliah pertama berakhir pukul 09.30.
And next class. Kelas berikutnya adalah Matematika Ekonomi 2 oleh pak Wahyu Widayat, biar singkat dan kelihatan keren, biasanya anak-anak menyebutnya pak WW. Entah itu siapa nyang pertama kali nyingkat nama beliau seperti itu. Berbeda dengan kelas sebelumnya, kelas matek kali ini bener-bener SERIUS.
Iya serius banget, sampe sekelas ngakak ketawa gara-gara bapaknya serius banget nyeritain everything about himself. Dari cerita tentang keluarga beliau, jaman-jaman kuliah, perjuangan sampe sukses, dan lain-lain deh. Pokoknya 2,5 jam pelajaran dihabisin cuman buat cerita-cerita. Tapi nggak cuman cerita gitu aja, pak WW juga ngasih nasihat-nasihat buat kita semua, walopun yah nasihatnya ga beliau sampein secara tersurat, tapi tersirat lewat ceriita beliau.
Jadi mungkin ini beberapa nasihat beliau yang masih ku abadikan dalam notebook:
1.      Kunci sukses seseorang itu adalah berusaha lebih baik dari orang lain
2.      Perbedaan mahasiswa dulu dan sekarang: mahasiswa dulu ngetok ruang dosen buat diskusiin pelajaran, mahasiswa sekarang ngetok ruang dosen buat protes nilai
3.      Mengajari anak bermain kartu remi itu perlu karena dengan kartu anak bisa dengan mudah belajar berhitung.
4.      Pelajaran dari bermain kartu remi: belajar hemat (keluarkan kartu yang kecil dahulu, jangan awal main langsung mengeluarkan kartu yang besar, karena kemungkinan besar akan kalah)
5.      Proses belajar tiap orang berbeda, dan gabisa dipaksakan sama untuk semua orang
6.      Berwirausaha bisa dilakukan dimana saja, manfaatkan peluang yang ada
7.      Kalo kerja, jangan minta atau mengharapkan jabatan, lebih baik ciptakan hal baru
8.      Matematika itu bukan ilmu sekali baca seleseai. Matematika itu butuh latihan, latihan dan latihan sebanyak mungkin.
Mungkin itu, 8 poin utama dalam cerita pak ww selama 2,5 jam. Dosen yang asik seru, meskipun ketika pertam kali masukkukira beliaunya killer, ternyata tidak. Oiya sistem penilaian yang digunakan adalah distribusi normal, perbandingan nilai A:B:C:D:E 10% : 20% : 40% : 20% : 10% . jadi harus semangat banget belajar matematika. Jangan siakan kesempatan yang ada lah intinya.
            Nah, abis kelasnya ‘pak WW selesai, daripada nganggur nunggu 4 jam buat kelas berikutnya. Yaudah deh aku nyusup di kelas ASP (Akuntansi Sektor Publik), disana hampir semua penghuni kelas adalah kakak angkatan atas jurusan akuntansi. Dan apa yang bikin wow lagi? Anak IE 2012 nya cuman 4 bayangkan. Krik krik banget deh kayaknyan kalo mereka tetep bertahan di kelas itu mana isinya sebagian besar kakak angkatan 2010 dan 2011 lagi.
            Sesi susup menyusup telah usai. Dan sesi berikutnya adalah kelas bahasa Inggris. Kelas yang isinya 80 anak, dan dari keseluruhannya mungkn 95%nya anak IE 2012, sisanya kakak kelas. Jadi ya wuuus gausah ditanya, kelas rusuh sepanjang jalan. Namanya IE gabisa diem, kalo udah gitu aku jadi sering inget Gycen, inget SS yang sama sama rusuhnya, noh kan galau lagi. Hha. Kelas hari inipun berakhir pukul 7 malam. Dan aku punya baanyak teman baru hari ini. Yeaah :)


Sabtu, 09 Februari 2013

6 cm to Pacet Hot Spring


Rabu, 6 Februari 2013
[rumah]
Mungkin pagi itu bisa kusebut sebagai pagi yang buruk, meskipun memang aku sendiri yang membuatnya menjadi buruk. Banyak masalah, iya. Banyak sekali masalah. Dari mulai ulah portal combat yg cukup membuat naik darah, sampai urusan yang kebanyakan orang sih bilang itu urusan batiniyah. Ya entahlah, pagi itu aku ga mood ngapa-ngapain selain nemenin kanjeng mami belanja.
            Online twitter. Tiba-tiba ada mention dari seorang teman gycen tentang rencana liburan ke Pacet, Mojokerto. Awalnya sih memang udah ga niat ikut mengingat belum ada persiapan samasekali. Belum juga ngepack baju dan lain sebagainya. Tapi akhirnya aku ikut juga, semuanya dipersiapkan dengan sangat mendadak, kenapa tiba-tiba ikut? Intinya sih cuman pengen balikin mood yg ilang sama pengen ketemu gycen. Akhirnya sekitar pukul 11 aku berangkat ke mojokerto.

[otw]
Pikirku, satu setengah jam bakal nyampe mojokerto, emang itu perjalanan normalnya. Tapi tidak, aku harus terjebak macet Kertosono hampir sejam lamanya, akibat ada kecelakaan lalu lintas yg terjadi. Astaghfirullah, bis yang aku tumpangi pun juga hampir celaka. Bis oleng karena menghindari mobil depan yang tiba-tiba berhenti. Tapi Alhamdulillah bis selamat, walaupun yak, dag dig dug emang.
            Dan perjalanan kembali lancar, satu jam kemudian aku tiba di terminal mojokerto. Disana ternyata sudah menunggu Nabil, Leny, dan Adhe. Mereka adalah rombongan dari malang. Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan ke terminal mojosari dengan biku (biskuning). Sambil menunggu dijemput Pyan, kami beli makan di warung nasi depan terminal, kayaknya kami salah memasuki warung, karena ternyata yang kesana kebanyakan adalah para sopir truk. Hahaha. Gapapalah emang lapar tak bisa bohong. Dan setengah jam kemudian pyan sebagai tuan rumah menjemput kami, lalu kamipun langsung meluncur ke Villa Durian (yg katanya pyan banyak baget duriannya).

[villa durian]
Alhamdulillah tiba juga, sekitar pukul setengah 4 sore. Dan bener banget, di sebelah villa pyan ada pohon durian yang buahnya banyak buanget. Villa durian bener-bener rumah terakhir yang ada tepat di ujung jalan (penghabisan aspal). Benar-benar sebelah hutan dan bukit.
Duriannya ga nahan, untung aku gasuka durian. haha

            Beberapa menit kemudian datanglah si ifa. Kemudian kami langsung menunaikan shalat asar berjamaah. Nah, ini yang bikin aku suka tinggal disana, sholatnya selalu berjamaah. Jadi inget ic banget. Hho. setelah itu, kami jalan-jalan keliling kampung. Malamnya setelah sholat isya, kami ngadain nobar, kali ini film yang kami tonton adalah film animasi, kenapa? Karena banyak anak kecil yang ikutan nonton.Usai nobar, kami tidak langsung tidur, walopun si pyan udah tidur sih. Kami ngobrol tentang IC, tentang gycen dan tentang lainnya, intinya sih mengenang masa-masa di IC. Hha.


Kamis, 7 februari 2013
Yuuup, setelah semua kegiatan pagi selesai. Kami langsung bersiap-siap mendaki gunung. Kami berangkat dari villa sekitar pukul setengah 8. Kata pyan sih perjalanannya bakal makan waktu 3 jam. Dalam bayanganku sih *woooa…3 jam naik gunung*.
            Akhirnya kita jalan juga, ditemani oleh pak muhidin sebagai pemandu dan topa si bocah kecil yang juga ikut jalan meramaikan suasana. Ternyata jalan terus menanjak. Kalo kata ifa sih “ini sih jalan dengan percepatan nol, kecepatan konstan”. Iya sih bener, naik gunung ya gabakal mungkin lari-larian.
            Anehnya lagi, ada dua orang roker dalam rombongan, aku dan ifa. Kami berdua naik gunung pake rok. Haha. Agak jayus sih. Jauh baget, beneran jauh. Sepanjang perjalanan kami banyak ngobrol, ketawa kakakiki dan yang jelas mengabadikan momen langka seperti itu.
   “Lebih mudah menuruni bukit ketimbang mendakinya, tapi pemandangan jauh lebih indah jika dilihat dari puncak” (enoch Arnold Bennett)
Memang benar, pemandangan dipuncak sungguh indah, tapi kapan ini nyampenyaaaa? Klo lagunya ninja hatori sih mendaki gunung lewati lembah ya, nah ini mendaki terus kapan turunnya? Haha okelah semangat 45 pokoknya.

dari kiri: nabil, ifa, leny, aku, pyan, topa, adhe

2 jam kemudian
Alhamdulillah ketemu jalan raya, piki kami berarti perjalanan tinggal sebentar lagi. Sudah jalan seperempat jam di jalan raya, jalan datar alus tak seperti jalan sebelumnya. Ternyata eh ternyata, kami salah rute. Seharusnya kami ambil ute kiri yang katanya sih lebih cepet.
            Dan akhirnya kami balik lagi, ngambil rute kiri. Dan ternyata apa? Kami lewat hutan, dan harus menaiki bukit lagi. Omaigat…hahaha. Sepanjang perjalanan yang namanya si topa sempet pula ngejayus. Dan akhirnya sejam kemudian kami tiba di Pemandian air panas. Sebuah kepuasan tersendiri bisa mendaki gunung lewati lembah. Hho
[pacet hotspring]
Setelah perjalanan lebih dari 3 jam naik gunung tanpa sarapan pagi. Kamipun merasa ada bunyi yang aneh pada perut masing-masing. Iyaa benar sekali, kami lapar. Akhirnya kami makan bakso dulu sebelum menuju pemandian.
before swim: muka masih kucel lecek

                Setelah itu kami langsung menuju ke lokasi pemandian, dan pak muhidin serta topa kembali ke villa meninggalkan kami. Oke singkat cerita, biar ceritanya ga kepanjangan. Kami berendam di kolam air panas, lama sekali. Setelah itu kami pindah kolam, meuju kolam air dingin. Eh seriusan kolam air dinginnya beneran dingin banget. Jayusnya ya aku renang masih pake rok. Untung saja ga ada yang marahin. Kocaknya si nabil dan adhe velajar cara ngapung. Tapi sayangnya gabisa-bisa. Hho. 
After swim: muka ceria ahaaa

            Okelah..ternyata kita sudah 3 jam main air, dari setengah 11 sampe jam setengah 2. Udah cukup puas rasanya kecipak-kecipuk mainin air.
Singkat cerita lagi. Abis itu kita cari makan, beli durian (tapi aku gaikut makan) dan sholat asar sambil nunggu jemputan dateng.Yooosiip sehari yang sangat melelahkan tapi juga menyenangkan. Malamnya kita bakar-bakar jagung dan akhirnya tepar.   

Jum’at, 8 Februari 2013
Wah hari ini kita harus pulang ke rumah masing-masing. Iyalah. Tapi sebelum pulang, pagi harinya kami nyempetin jalan ke sumber air jubel, sumber air buatan belanda kalo kata si pyan. Dan jalannya kira-kira sekitar sekiloan lah kalo kataku, tapi kalo kata pyan ya sekitar 500 meteran. Udah kaya uka-uka aja. Jalannya serem banget mana ngelewatin hutan.
            Di pohon gede ada tulisan “dilarang bersiul di area sumber air” entah kenapa. Aku juga gatau. Setibanya di sumber air, kami disambut oleh 2 ekor monyet yang sedang lari larian berdua. Eeecieee si moneyed berduaan. Uups. Haha. Serius ini bangunan serem banget. Mana ga ada yang jaga.Dan singkat ceritanya lagi, sekitar pukul 9 pagi kami pulang ke rumah masing-masing. Memninggalkan villa dan membawa berjuta cerita (lebay ah) yang bisa diceritakan untuk anak cucu. Dan satu pejalaran lagi yang aku dapat dari perjalanan ini, teman itu lebih baik dari segalanya, mengerti kamu dan akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Menghiburmu dan juga memberimu semangat ketika kau jatuh. terimakasih teman, terimakasih gycen. coz we are never broken always unite.






G.R.A.D.I.A.T.O.R memorable

           GRADIATOR? Apa itu? Kedengarannya seperti sesuatu yang nyeremin gitu. Yah begitulah anggapan kebanyakan orang yang belum tau apa itu GRADIATOR. Kebanyakan dari mereka juga menyamakan dengan GLADIATOR atau malah RADIATOR. Hhaa. Jadi sebenernya apa sih GRADIATOR?
Santai santai, tenang broensis gausah penasaran ampe garuk-garuk tembok gitu (lhah).hha. GRADIATOR ini tuh nama angkatan ane pas masih (S)MAN dulu, halah kenapa juga pake nambahin huruf S didepannya MAN. Haha *oke gapentng. Lanjut daah, Walopun namanya garang gitu ya, tapi itu sebenernya juga baru singkatan dari singkatan loh broensis.
Jadi Gradiator sendiri punya kepanjangan yakni Gycentiun Credas Disorator. Wah..keren banget ya namanya. Terus apa dong arti Gycentium Credas Disorator sendiri? Waaah…itu mah sebenernya juga ga ada artiya (eh iya ga sih) hha. Tapi itu merupakan sebuah singkatan yang punya sberjuta filosofi halah haha. HAH? Itu masih singkatan? *oke nanyanya ga selebay ini juga. Hho. Iya, jadi mungkin kalo bisa digambar kaya gini kali ya alurnya:
“GRADATOR-->Gycentium Credas Disorator-->Generasi limabelas insan cendekia serpong tetap ijtihad untuk masadepan Creative cerdas Disiplin sopan ramah dan tor(terserah ini mah boleh tor-tor apa aja yang penting positif)”
Nah, oke udah tau kan? Dibalik nama GRADIATOR yang terkesan garang itu, ternyata menyimpan berjuta makna yang sangat wow banget sampe ane juga gatau itu kepanjangannya bener apa enggak. haha (parah). Okelah, ini adalah angkatan xv, angkatan dimana ane termasuk didalamnya. Angkatan yang yaah..kata guru-guru sih rame, rusuh, berisik, susah diatur. Tapi dibailik itu semua, satu Gycen adalah keluarga, satu gycen adalah saudara, coz we are never broken always unite.
            Dan yang ane suka dari angkatan ini adalah blazer angkatannya, karena di punggungnya ada nama GRADIATOR. Kan kalo orang liat paling dikira gang motor terus gaberani jahatin. Haha oke ini ngaco.  Ane suka Gycen dari pertama kali bertemu (ecieee) *halah. Jadinya dulu tuh pas pertama kali masuk IC, ada sejenis MOS, tapi ini beda, ini namanya PTS, alias Pekan Ta’aruf Siswa seminggu lamanya.
            Nah ini nih, alhamdulillahnya ane masih nyimpen foto ketika hari pertama menginjakkan kaki di IC. Mukanya masih polos-polos, lugu, unyu, dan cupu. Haha. Bandingin deh ya sama foto hari-hari menjelang terakhir di IC. Pasti beda banget.
Hari Pertama di IC
  
Ada juga korban tetap untuk dibully
           
            Dan tiga tahun itu ternyata bisa membuat perubahan yang besar bagi kami. Dari yang polos dan lugu jadi rame dan rusuh. Dari yang imut-imut jadi amit-amit (haha enggak kok bercanda). Dan dari angkatan ini juga kami belajar tentang caranya menghargai perbedaan, cara bekerjasama untuk mencapai tujuan, cara menyelesaikan masalah dengan musyawarah, dan cara berbagi.
            Itulah GRADIATOR, masa tiga tahun yang terkesan amat cepat dilalui. Kebersamaan yang masih melekat hingga kini. Sangat erat dan sangat rapat. Tak salah jika nama PTS kami adalah As-Shaff..yang berarti barisan. Gradiator..sudah seperti keluarga sendiri. Coz we are never broken always unite.