tulisan lama...sangat lama..
-Perjalanan ke Lampung part II-
Inilah Pulau Sumatera!!!
Setelah
menempuh perjalanan lebih kurang 5,5 jam, tibalah kami di pelabuhan
Bakauheuni, Lampung. Perjalanan darat kembali dilanjutkan dengan tujuan
hotel Amarta Agung Indah yang berlokasi di Jl. Trans
Sumatera-Bakauheuni.
09.50 WIB
Rabu, 1 Februari 2012
[hotel Amarta]
Akhirnya tiba juga di hotel Amarta. Sekedar menurunkan barang-barang
bawaan, mencari kamar dan sedikit melemaskan badan setelah 8 jam
menempuh perjalanan panjang. Tanpa mandi, perjalanan kembali
dilanjutkan. Tujuan hari ini adalah studi lapangan ke perusahaan
batubara Bukit asam dan perusahaan Indofood cabang Lampung.
10.30 WIB
Bus
melaju meninggalkan hotel menuju PT.Bukit Asam. kurang dari setengah
jam perjalanan, tibalah kami di perusahaan batubara Bukit Asam. Kamipun
disambut oleh beberapa staf perusahaan dan kemudian dipersilahkan untuk
memasuki gedung serba guna (GSG). Di GSG ini kami mendengarkan
presentasi tentang PT.BA dari mulai sejarah, proses produksi dan lain
sebagainya. Ngantuk? Iyalaah, saya sudah mulai tak konsentrasi
mendengarkan presentasi. Untung saja acara dalam GSG tak berlangsung
lama. Dilanjutkan dengan studi lapangan melihat langsung proses
produksi. Dan semangatpun datang kembali. Dengan bus perusahaan, dari
kantor PT.BA kami melanjutkan perjalanan ke area penghancuran batubara.
[area penghancuran batubara]
Hitam.
Semua serba hitam. Gundukan hitam bak bukit dengan ketinggian lebih
dari 5 meter (maaf saya sotoi). Itulah batubara. Menuruni bus, sinar
matahari menyengatkulit, semakin panas. Disini saya menyadari bahwa
ternyata Sumatra begitu panas.
Proses pertama yang kami lihat setelah menuruni bus adalah bongkar
muatan batubara yang dibawa oleh KA Babaranjang (batubara rangkaian
panjang) yang didatangkan dari pusat pertambangan batubara di Tanjung
Enim, sumatera selatan. Dan disinilah saya baru mengetahui bahwa
ternyata tak ada proses pertambangan di area bukit asam ini, yang ada
hanyalah proses penghancuran batubara dari bongkahan-bongkahan besar
menjahi bongkahan kecil berukuran 100 mili.
“Tak ada kimia apapun, kami hanya menghancurkan untuk kemudian di distribusikan” kata seorang pemandun kami.
Tiba-tiba
ada panggilan berkumpul, kami disuruh menaiki bus lagi. Saya kira acara
lapangan telah usai, tapi ternyata bus melaju menuju pelabuhan Tarahan,
terlihat laut begitu luas di depan sana.
[pelabuhan Tarahan]
Inilah pelabuhan yang sengaja dibangun untuk mendistribusikan batubara
yang telah di hancurkan. Ternyata 80% hasil produksi didistribusikan
untuk industry lokal terutama untuk menyuplai kebutuhan batubara PLTU
Suralaya yang berada di prop. Banten. Dan baru 20% sisanya di ekspor ke
beberapa negara seperti Jepang, China, Taiwan, Malaysia, Pakistan dan
india. Sekitar pukul 12.30 WIB kami melanjutkan kunjungan ke Indofood.
Sampai disini, saya belum mendapatkan apa yang sesungguhnya saya
inginkan.
0 komentar:
Posting Komentar