إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Senin, 08 Desember 2014

Gundukan Hitam, Bukit Asam

tulisan lama...sangat lama..

-Perjalanan ke Lampung part II-

Inilah Pulau Sumatera!!!
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 5,5 jam, tibalah kami di pelabuhan Bakauheuni, Lampung. Perjalanan darat kembali dilanjutkan dengan tujuan hotel Amarta Agung Indah yang berlokasi di Jl. Trans Sumatera-Bakauheuni.
            09.50 WIB
Rabu, 1 Februari 2012

[hotel Amarta]
            Akhirnya tiba juga di hotel Amarta. Sekedar menurunkan barang-barang bawaan, mencari kamar dan sedikit melemaskan badan setelah 8 jam menempuh perjalanan panjang. Tanpa mandi, perjalanan kembali dilanjutkan. Tujuan hari ini adalah studi lapangan ke perusahaan batubara Bukit asam dan perusahaan Indofood cabang Lampung.
            10.30 WIB
Bus melaju meninggalkan hotel menuju PT.Bukit Asam. kurang dari setengah jam perjalanan, tibalah kami di perusahaan batubara Bukit Asam. Kamipun disambut oleh beberapa staf perusahaan dan kemudian dipersilahkan untuk memasuki gedung serba guna (GSG). Di GSG ini kami mendengarkan presentasi tentang PT.BA dari mulai sejarah, proses produksi dan lain sebagainya. Ngantuk? Iyalaah, saya sudah mulai tak konsentrasi mendengarkan presentasi. Untung saja acara dalam GSG tak berlangsung lama. Dilanjutkan dengan studi lapangan melihat langsung proses produksi. Dan semangatpun datang kembali. Dengan bus perusahaan, dari kantor PT.BA kami melanjutkan perjalanan ke area penghancuran batubara.
[area penghancuran batubara]
Hitam. Semua serba hitam. Gundukan hitam bak bukit dengan ketinggian lebih dari 5 meter (maaf saya sotoi). Itulah batubara. Menuruni bus, sinar matahari menyengatkulit, semakin panas. Disini saya menyadari bahwa ternyata Sumatra begitu panas.
            Proses pertama yang kami lihat setelah menuruni bus adalah bongkar muatan batubara yang dibawa oleh KA Babaranjang (batubara rangkaian panjang) yang didatangkan dari pusat pertambangan batubara di Tanjung Enim, sumatera selatan. Dan disinilah saya baru mengetahui bahwa ternyata tak ada proses pertambangan di area bukit asam ini, yang ada hanyalah proses penghancuran batubara dari bongkahan-bongkahan besar menjahi bongkahan kecil berukuran 100 mili.
            “Tak ada kimia apapun, kami hanya menghancurkan untuk kemudian di distribusikan” kata seorang pemandun kami.
Tiba-tiba ada panggilan berkumpul, kami disuruh menaiki bus lagi. Saya kira acara lapangan telah usai, tapi ternyata bus melaju menuju pelabuhan Tarahan, terlihat laut begitu luas di depan sana.
[pelabuhan Tarahan]
            Inilah pelabuhan yang sengaja dibangun untuk mendistribusikan batubara yang telah di hancurkan. Ternyata 80% hasil produksi didistribusikan untuk industry lokal terutama untuk menyuplai kebutuhan batubara PLTU Suralaya yang berada di prop. Banten. Dan baru 20% sisanya di ekspor ke beberapa negara seperti Jepang, China, Taiwan, Malaysia, Pakistan dan india. Sekitar pukul 12.30 WIB kami melanjutkan kunjungan ke Indofood. Sampai disini, saya belum mendapatkan apa yang sesungguhnya saya inginkan.

0 komentar:

Posting Komentar