Sebenernya ini cerita sudah lama, yah sekitar setahun lalu lah kurang lebihnya. Sebenernya juga ini cerita sudah pernah diposting ke blog saya yang lama. berhubung saya suka ceritanya ya saya posting lagi disini. oke selamat membaca.
di depan penginapan mbak canny |
Lama sudah tak berjumpa dengan dunia tulis menulis. Sebenarnya menyenangkan juga bisa berbagi cerita, menuangkan perasaan lewat rangkaian kata. Namun, apalah daya, waktu seolah tak berpihak pada saya.
Oke langsung saja..disini saya mau berbagi cerita tentang sebuah perjalanan menuju tengah pulau jawa. Tepatnyaa di kota SOLO/SALA/SURAKARTA. Bersama teman-temanku Gycentium Credas Disoratortercinta untuk mengunjungi makam salahsatu sahabat kami AFIQ RASHIF (semoga Allah melapangkan kuburnya, mengampuni dosanya, dan menerima segala amal perbuatannya di dunia).
Serpong 17 Desember 2011,
Perjalanan dimulai pada hari Sabtu, 17 Desember 2011 hari yang sama ketika raport semester 1 dibagikan. Kami sekitar ber-80an (lupa jumlah pastinya berapa) dengan di ketuai oleh M.Irfan dan di damping oleh Pak Away serta Bu Tini berangkat dari kampus Insan Cendekia sekitar pukul 16.00 WIB. Diawali dengan perjalanan menuju stasiun Rawa Buntu menunggu KRL yang akan membawa kami ke Tanah Abang.
Akhirnya tiba juga di stasiun Tanah Abang. Nyampe stasiun waktu sudah menunjukkan pukul 17.45 dan beberapa menit kemudia adzan Maghrib memanggil kita untuk segera melaksanakan ibadah kepada-Nya. Memasuki toilet stasiun. Saya terheran2 karena ada bapak2 yang berjaga di depan toilet. Saya melihat orang yang keluar toilet memberikan uang kepadanaya. Sebenarnya ini hal biasa, dimana2 memakai jasa toilet harus bayar. Tapi jelas2 di depan toilet ada tulisan besar (benar2 besar) “TOILET GRATIS”, ya memang inilah Indonesia.
Pukul 19.30 kereta api (yang namanya apa saya lupa) yang kami tumpangi pun bersiap berangkat. Tapi teman2…mbak Nikari ternyata hampir tertinggal kereta. Betapa hebohnya kami (lebay sih, paling yang heboh beberapa sedang yang lain sibuk kegerahan). Tapi Alhamdulillah ya..mbak Nikari ngga jadi tertinggal kereta dan beberapa saat setelah kedatangan mbak Nikari, keretapun berangkat…tuut..tuuuut..
Oh iya, bicara tentang kegerahan, nih saya belum cerita. Kereta yang kami tumpangi adalah kereta Ekonomi non AC. Mengingat kantong anak sekolah yang tipis ya ta apalah naik ekonomi, yang penting tetap bersama GYCEN (ceileee).
Ternyata apa yang saya presentasikan dulu dalam pelajaran Akidah benar adanya. Seseorang akan nampak tabiat aslinya dalam melakukan safar (red: perjalanan). Contohnya, orang yang suka tidur, dari awal kreta berjalan hingga kreta tiba di tujuan tak sedikitpun membuka matanya (alias tidur). Orang yang ngga betah diem, akan sering meninggalkan bangkunya untuk sekedar berjalan2 sekalian malakin makanan orang. Orang yang ngga suka panas (ngapain naik ekonomi??), akan mencari-cari arah datangnya angin entah itu dari mana. Dan orang pintar, pasti membawa tolak angin, bukan ding maksud saya membawa buku kemana mana (entah itu dibaca ato engga, yg penting bawa). Dan masih banyak lagi tabiat orang dalam kereta (red:ekonomi). Tapi semoga itu bukan anda, karena saya hanya memberikan contoh saja, kalopun anda merasa, maka maafkanlah saya (hhe).
Ada lagi cerita, tentang si Bencong pengamen kreta. Dia (red:bencong) masuk ke gerbong kami dan menggoda para bocah lelaki. Hii geli sekali. Dialah yang telah membuat heboh gerbong kami. Akhirnya dia berlalu. Dan gerbong kamipun tetap ramai selalu.
Solo, 18 Desember 2011
Dan cerita tentang kereta ekonomipun berakhir. Akhirnya tiba juga kami di stasiun solo. Walaupun cape nian badan ini, namun udara pagi solo membuat kami terus bersemangat. Detik demi detikpun berlalu begitu cepat, setelah melepas lelah di penginapannya mbak canny kamipun bersiap menuju makam alm.Afiq. rombongan kami dibagi menjadi beberapa cloter pemberangkatan. Untung saja makamya ngga terlalu jauh, jadi ngga perlu nunggu lama-lama.
Di makam Afiq, ternyata sudah banyak keluarganya yang menunggu disana. Betapa baiknya keluarga Afiq, ayah,ibu dan adiknya yang rela mengorbankan waktu untuk bertemu dengan teman2 Afiq. Setelah mendoakan Afiq, rombongan pun kembali ke penginapannya mbak canny.
Setelah makan siang dan lain sebagainya, kamipun berkumpul di ruang tengah bersama Gycen, Pak Away, Bu Tini, keluarga mbak Canny serta keluarga Afiq. Dalam pertemuan kali ini, banyak dari kami yang tak bisa menahan linangan air mata. Semua yang diucapkan orangtua Afiq semua harapan mereka pada kami yang telah mereka anggap sebagai anak sendiri, semua cerita mereka tentang Afiq, semua itu sungguh siapapun yang mendengar pasti akan terharu dan meneteskan air mata (walaupun ada juga yang jaim ngga mau kelihatan nangisnya).
Setelah semuanya usai, beberapa anak langsung meninggalkan penginapan menuju JOGJA. Ada yang dijemput sodaranya, ada yang main main ngga jelas, ada yang nge galau, namun semua kegiatan yang mereka ada-adain buat ngisi waktu kosong itu akhirnya bersatu dalam sebuah kompetisi pemancingan ikan(red:lele) yang diprakarsai oleh sodara Nabil dan Rosyid. Look at this pictures!
Hebatnya si Nabil yang dapat memancing begitu banyak ikan lele dalam waktu singkat namun sayangnya banyak dari ikan lele tersebut yang kembali dilepaskan ke empang (mending dimakan bil :P).
Yaah…akhirnya setelah si Nabil heboh dengan pancingannya, anak-anak lain pun jadi tertarik untuk memancing. Kebanyakan dari mereka berhasil mendapatkan ikan.
Namun lain hal lain cerita dan lain nasib dengan bocah satu ini. Dialah si Marsya (red:moh. Ariq Syauqi) yang tak kunjung mendapatkan satu ikanpun padahal dia sudah berjongkok lebih dari setengah jam. Namun dengan tetap ceria, berharap ada seekor ikan bego yang akan memakan umpan rotinya(ato apa ya saya lupa, yg jelas bukan umpan beneran), arikpun tetap setia menunggu si ikan datang, meskipun anak anak lain sudah sibuk menyaipkan bakaran dan tak lagi sibuk memancing ikan.
Jeng jeng jeng….akhirnya, umpan si Arik nyantol juga ke mulut sebuah ikan, kayaknya ikan itu merasa kasihan pada arik dan rela mengorbankan dirinya agar si arik ngga disitu aja di atas empang nungguin ada ikan yang makan umpannya. Dan si Arikpun mendapat ikan lele paling gede berkat kesabarannya menunggu. Selamat ya Arik :D
Setelah semua ikan berhasil dipancing. Nabil sang pemancing sekaligus penjagal ikan beserta kru pun segera membunuh(sadis amat ya bahasanya) ikan ikan tersebut untuk kemudian dibersihkan, dibakar dan dimakan. Alamaaak untung saja ada si Oji sang koki yang bisa masak, coba kalo yang masak model model kaya arik atau nabil atau saya sendiri lah…haha..jadi apa nasib si lele nanti?
Hari menjelang malam. Sayup sayup terdengar adzan maghrib berkumandang. Semua kegiatan ditinggalkan. Shalat maghribpun dilaksanakan. Setelah semua usai melaksanakan shalat maghrib, kami pun menuju ruang tengah untuk menikmati santap malam.
Setelah melakukan santap malam dan menunaikan shalat isya’. Saya, Izzah, Daus dan kawan kawan rombongan pare yang diketuai Pyan berpamitan untuk melanjutkan perjalanan menuju timur pulau Jawa. Hari yang menyenangkan pun berakhir sudah. Rombongan Pare meninggalkan penginapan menggunakan sebuah angkot yang diisi oleh 16 orag. Bayangkan..
Di penginapan, tersisa anak-anak Jakarta yang menunggu hari esok untuk jalan-jalan ke JOGJA sekaligus menunggu datangnya kereta dari stasiun Tugu menuju kota halaman Jakarta. Inilah dua hari yang sangat sangat menyenangkan. Dua hari yang begitu berarti dan tak terlupakan. Dua hari yang telah memberiku arti sebuah keluarga dan persahabatan. Dua hari yang indah. Dua hari bersama GYCENku GYCENku ooo. Dua hari untuk sahabat kami Afiq yang kan selalu teringat dan lekat dalam hati.
0 komentar:
Posting Komentar