Assalamu'alaikum...
Sahabat-sahabati ini sebenernya sih bukan asli tulisan saya sendiri alias kopas (yah kecewa). Tapi beneran deh bagus buat jadi renungan dan bahan perbaikan diri. Oiya..sumbernya saya dapat dari FP Mutiara Air Mata Muslimah on Facebook. Dan inilah ceritanya :)
Jadi begitulah sahabat sahabati sekalian. Sebisa mungkin kendalikan diri dari amarah. Jangan malah diri kita dikendalikan oleh amarah. Susah ya emang kalo kalo hanya dibicarakan tanpa ada prakteknya. Karena dalam kehidupan nyata, saya juga masih sering tak bisa mengontrol amarah.
Kesempurnaan hanya milik Allah, kesalahan dan kekhilafan adalah milik kita. Sekian terimakasih. Semoga bermanfaat :)
Sahabat-sahabati ini sebenernya sih bukan asli tulisan saya sendiri alias kopas (yah kecewa). Tapi beneran deh bagus buat jadi renungan dan bahan perbaikan diri. Oiya..sumbernya saya dapat dari FP Mutiara Air Mata Muslimah on Facebook. Dan inilah ceritanya :)
Suatu saat sang guru bertanya kepada murid-muridnya
“mengapa ketika seorang sedang dalam keadaan marah ia akan
berbicara dengan suara keras atau berteriak?”
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat
tangannya dan menjawab
“karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran,
karena itu ia lalu berteriak”
“tapi..” sang guru balik bertanya, “lawan bicaranya justru
berada di depannya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak bisa berbicara secara
halus?”
Hampir semua murid memberikan alasan yang dikira benar
menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban memuaskan.
Sang guru lalu berkata, “ketika dua orang sedang dalam
situasi kemarahan, jarak antara kedua hati mereka menjadi amat jauh walau
secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu untuk mencapai jarak yang demikian
mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin
pula mereka marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada diantara keduanya
menjadi semakin jauh pula. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi”
Sang guru melanjutkan. “sebaliknya, apa yang terjadi ketika
dau orang saling mencintai? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika
mereka berbicara suara yg keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.
Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa
demikian?”
Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampak berpikir keras, namun tak satupun berani memberikan jawaban.
“karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak.
Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja
amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan.”
Sang guru melanjutkan, “ketika kalian sedang dilanda
kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi janganlah kalian
mengucapkan kata-kata yang mendatangkan jarak diantaramu. Mungkin disaat
seperti itu, tak mengucapkan kata-kata merupakan cara yang bijaksana. Karena
waktu pula yang akan membantumu.”
Jadi begitulah sahabat sahabati sekalian. Sebisa mungkin kendalikan diri dari amarah. Jangan malah diri kita dikendalikan oleh amarah. Susah ya emang kalo kalo hanya dibicarakan tanpa ada prakteknya. Karena dalam kehidupan nyata, saya juga masih sering tak bisa mengontrol amarah.
Kesempurnaan hanya milik Allah, kesalahan dan kekhilafan adalah milik kita. Sekian terimakasih. Semoga bermanfaat :)
0 komentar:
Posting Komentar