Duhai peliknya
kala dua hati yang saling mencintaBerseteru
Sang wanita dengan kekuatan emosinya
Sang pria dengan kekuatan rasionya
keduanya mencari pembenaran diri
Duhai apakah nasibnya sang pria
sejak kecil telah ditempa
untuk jauh dari bahasa rasa
sementara luka di dalam hati
telah terlanjur menganga
bahkan oleh dia yang paling dicinta
Karena katup rembuk rasa telah ditabukan
maka satu-satunya jalan aman adalah
mengabaikan dan lari
karena pilihan bertempur dengan sang "dewi"
tak kan menghasilkan solusi
alhasil kini sang pria
lari menjauh dari segala yang mengingatkan
akan pedihnya hati mencinta yang terluka
meski sesungguhnya dihati menetes air mata
kedua pihak merasa gengsi
tak tau lagi bagimana
mengurai benang kusut
tak tau lagi bagaimana
menyalakan api cinta
kala dua hati berseteru
semua yang indah dahulu
kini terlupa
oleh amarah hati membara
Dikutip dari: ESQ Bila Nurani Bicara 3
0 komentar:
Posting Komentar